Membuat Opini Publik yang Positif
Iklan Tolak Angin yang Pintar
Iklan yang berhasil adalah yang bisa membuat produknya
dikenal, dibeli dan kemudian dicintai dalam arti konsumen mempunyai keterikatan
baik secara emosional maupun ekonomi. Seperti misalnya, jika ingin membeli obat
masuk angin, beberapa orang mungkin akan lebih mengingat TOLAK ANGIN
SIDOMUNCUL, daripada merk lain, berkat slogan terkenalnya “Orang Pintar Minum
Tolak Angin”.
Trend hidup masyarakat
dalam bidang pengobatan agaknya sudah mulai bergeser dari pengobatan modern
menuju ke pengobatan tradisional.Masyarakat mulai menyukai menggunakan
ramuan-ramuan tradisional daripada obat-obat kimia.banyak faktor yang mempengaruhi
salah satunya adalah harga obat-obat kimia yang semakin mahal. Gaya hidup “back
to nature” ini membuat persaingan bisnis jamu menjadi semakin ketat,banyak
produsen jamu berlomba-lomba untuk dapat memenangkan persaingan dan memperoleh
konsumen atau pangsa pasar baru. Penggunaan media-media baik melalui media
cetak (surat kabar,majalah,tabloid) maupun media elektronik (televisi,radio)
serta media internet akan dimanfaatkan secara optimal guna mengembangkan usaha
atau bisnisnya.
Persaingan dunia usaha yang semakin ketat khususnya dalam bidang pengobatan mengharuskan para produsen jamu bersaing di pasar untuk mempertahankan produknya.Pemasaran yang terjadi saat ini merupakan pertempuran persepsi konsumen dan bukan lagi sekedar pertempuran produk. Produk yang memiliki kualitas, model dan features yang relatif sama dapat memiliki kinerja yang berbeda da pasar, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan persepsi di benak konsumen. Salah satu aset yang dapat digunakan untuk membangun persepsi adalah merek (brand).
Persaingan dunia usaha yang semakin ketat khususnya dalam bidang pengobatan mengharuskan para produsen jamu bersaing di pasar untuk mempertahankan produknya.Pemasaran yang terjadi saat ini merupakan pertempuran persepsi konsumen dan bukan lagi sekedar pertempuran produk. Produk yang memiliki kualitas, model dan features yang relatif sama dapat memiliki kinerja yang berbeda da pasar, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan persepsi di benak konsumen. Salah satu aset yang dapat digunakan untuk membangun persepsi adalah merek (brand).
Menurut Kotler (1997),
merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi
hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari
seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing.
Konsistensi
Tolak Angin dalam mengedukasi pasar dan mengangkat citra mereknya berbuah
manis. Kala lawan sedikit mengendur, laju Tolak Angin kian tak terkejar.
“Wes-ewes-ewes, bablas angine”.Demikian ucapan Basuki (alm.) dalam iklan televisi obat/jamu masuk angin, Antangin JRG.Dulu, iklan tersebut begitu sering menghiasi layar kaca.Miliaran rupiah dihabiskan PT Deltomed Laboratories untuk mengangkat awareness terhadap mereknya lewat iklan tersebut.Memang berhasil.Bintang iklannya yang terkenal serta jargon yang jenaka terasa pas buat mendongkrak Antangin.Produk obat masuk angin ini melejit tanpa kendala berarti.Sesungguhnya saat itu -- tahun 1999 -- sudah ada jamu sejenis Antangin yang beredar di pasaran, yakni Tolak Angin Cair dari PT Sido Muncul (SM). Namun, seperti terlibas angin Basuki, nama Tolak Angin kalah moncer ketimbang Antangin. Barangkali karena suasana krisis moneter waktu itu, harga Tolak Angin Cair, Rp 800/sachet, terasa lebih mahal dibanding Antangin yang cuma Rp 600 per empat kaplet.Toh, Tolak Angin tidak menyerah.Kendati perlawanannya tak teraba -- Tolak Angin berbentuk cair, sedangkan Antangin kaplet – Tolak Angin diam-diam menyusun strategi menaklukkan pemimpin pasar. Adalah Irwan Hidayat, bos SM, yang menjadi motornya. Irwan menyusun agenda rinci guna mengembangkan Tolak Angin Cair.Pertama-tama, mengubah citra jamu yang dianggap kampungan sebagai sesuatu yang modern dan teruji.Untuk itu, dipilih endorser yang menggambarkan modernitas dan keandalan. Ditunjuklah Rhenald Kasali, pakar pemasaran dari Universitas Indonesia, sebagai bintang iklannya. Dengan slogannya yang sangat populer, ”Orang pintar minum Tolak Angin”, iklan tersebut menjadi titik balik kebangkitan Tolak Angin Cair. Sejak itu, seperti dikatakan Retna Widayanti, Manajer Produk Grup SM, Tolak Angin Cair mengalami pertumbuhan penjualan setiap tahun.Angka pertumbuhannya selalu fantastis.“Sampai saat ini kami masih happy dengan pertumbuhan yang diraih Tolak Angin.
“Wes-ewes-ewes, bablas angine”.Demikian ucapan Basuki (alm.) dalam iklan televisi obat/jamu masuk angin, Antangin JRG.Dulu, iklan tersebut begitu sering menghiasi layar kaca.Miliaran rupiah dihabiskan PT Deltomed Laboratories untuk mengangkat awareness terhadap mereknya lewat iklan tersebut.Memang berhasil.Bintang iklannya yang terkenal serta jargon yang jenaka terasa pas buat mendongkrak Antangin.Produk obat masuk angin ini melejit tanpa kendala berarti.Sesungguhnya saat itu -- tahun 1999 -- sudah ada jamu sejenis Antangin yang beredar di pasaran, yakni Tolak Angin Cair dari PT Sido Muncul (SM). Namun, seperti terlibas angin Basuki, nama Tolak Angin kalah moncer ketimbang Antangin. Barangkali karena suasana krisis moneter waktu itu, harga Tolak Angin Cair, Rp 800/sachet, terasa lebih mahal dibanding Antangin yang cuma Rp 600 per empat kaplet.Toh, Tolak Angin tidak menyerah.Kendati perlawanannya tak teraba -- Tolak Angin berbentuk cair, sedangkan Antangin kaplet – Tolak Angin diam-diam menyusun strategi menaklukkan pemimpin pasar. Adalah Irwan Hidayat, bos SM, yang menjadi motornya. Irwan menyusun agenda rinci guna mengembangkan Tolak Angin Cair.Pertama-tama, mengubah citra jamu yang dianggap kampungan sebagai sesuatu yang modern dan teruji.Untuk itu, dipilih endorser yang menggambarkan modernitas dan keandalan. Ditunjuklah Rhenald Kasali, pakar pemasaran dari Universitas Indonesia, sebagai bintang iklannya. Dengan slogannya yang sangat populer, ”Orang pintar minum Tolak Angin”, iklan tersebut menjadi titik balik kebangkitan Tolak Angin Cair. Sejak itu, seperti dikatakan Retna Widayanti, Manajer Produk Grup SM, Tolak Angin Cair mengalami pertumbuhan penjualan setiap tahun.Angka pertumbuhannya selalu fantastis.“Sampai saat ini kami masih happy dengan pertumbuhan yang diraih Tolak Angin.
Tolak Angin Sidomuncul telah diiklankan dengan beragam versi
yang berbeda, kalau tidak salah jargon orang pintar tersebut pertama kali
keluar pada tahun 2000.Sidomuncul tak lagi menggunakan profil pelawak dalam
iklanya, dan menggantikannya dengan selebriti dan para tokoh terkenal yang
mempunyai citra “orang pintar”. Beberapa artis dan tokoh yang pernah
membintangi iklanya antara lain : Sophia Latjuba, Rhenald Kasali, Soebronto
Laras, Agnes Monica, Lula Kamal dan yang terbaru Anggito Abimanyu. Jargon
“orang pintar” digunakan untuk mengubah image jamu yang dekat dengan arti kuno,
kampungan dan tua menjadi produk yang baru, modern dan membanggakan. Jargon
tersebut terbukti efektif karena pasar merespons dengan positif. Yang lucu,
jargon tersebut pernah dijadikan black champaign obat masuk angin
BINTANGIN yang menertawakan jargon pintar tersebut dengan
kata-kata bahwa tidak perlu menjadi pintar kalo cuma mau minum tolak angin.
Atau lelucon lain yang mengatakan bahwa orang pintar minum tolak angin, dan
orang bodoh minum minyak angin. Apapun reaksinya, nampaknya jargon tersebut sangat
mengena dan teratanam dengan mudah di benak masyarakat.Hal ini terbukti dengan
diraihnya Satria Brand Award (SBA) 2012 yang diprakarsi Harian Suara Merdeka
dan Indoresearch. Seperti diberitakan di koran lokal Jawa Tengah tersebut,
Presdir Sido Muncul, Irawan Hidayat, menyatakan bahwa tingginya penjualan
produk mereka merupakan hasil pencitraan positif dari media iklan.
Versi iklan Tolak Angin Sido Muncul yang agak membekas di
ingatan saya adalah yang dibintangi Agnes Monika dan Butet Kertaradjasa.Waktu
itu sedang hebohnya klaim budaya Indonesia oleh Malaysia. Di iklan tersebut
ditampilkan berbagi bentuk seni budaya, seperti angklung, reog, batik dan back
sound iklan menggunakan lagu Rasa Sayange. Kemudian sang bintang iklan
mengatakan bahwa “orang pintar tahu yang benar” dan “Tolak Angin Trully
Indonesia”. Menurut saya iklan ini sungguh aktual, cerdik dan benar-benar
pintar. Entah apakah semangat dalam pembuatan iklan tersebut murni sebagai aksi
nasionalisme melawan Malaysia atau hanya menafaatkan momentum, tapi masyarakat
akan secara tidak sadar untuk memberikan simpati kepada aksi tersebut dan
secara tidak sadar meningkatkan image produk Tolak Angin. Istilahnya, sekali
dayung dua pulau terlampui, kesanya hanya ingin membangkitkan rasa nasionalisme
tapi juga ingin meningkatkan citra positif dari produk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar