Minggu, 29 Desember 2013

opini positif terhadap iklan tolak angin



Membuat Opini Publik yang Positif
Iklan Tolak Angin yang Pintar


Iklan yang berhasil adalah yang bisa membuat produknya dikenal, dibeli dan kemudian dicintai dalam arti konsumen mempunyai keterikatan baik secara emosional maupun ekonomi. Seperti misalnya, jika ingin membeli obat masuk angin, beberapa orang mungkin akan lebih mengingat TOLAK ANGIN SIDOMUNCUL, daripada merk lain, berkat slogan terkenalnya “Orang Pintar Minum Tolak Angin”.
Trend hidup masyarakat dalam bidang pengobatan agaknya sudah mulai bergeser dari pengobatan modern menuju ke pengobatan tradisional.Masyarakat mulai menyukai menggunakan ramuan-ramuan tradisional daripada obat-obat kimia.banyak faktor yang mempengaruhi salah satunya adalah harga obat-obat kimia yang semakin mahal. Gaya hidup “back to nature” ini membuat persaingan bisnis jamu menjadi semakin ketat,banyak produsen jamu berlomba-lomba untuk dapat memenangkan persaingan dan memperoleh konsumen atau pangsa pasar baru. Penggunaan media-media baik melalui media cetak (surat kabar,majalah,tabloid) maupun media elektronik (televisi,radio) serta media internet akan dimanfaatkan secara optimal guna mengembangkan usaha atau bisnisnya.
Persaingan dunia usaha yang semakin ketat khususnya dalam bidang pengobatan mengharuskan para produsen jamu bersaing di pasar untuk mempertahankan produknya.Pemasaran yang terjadi saat ini merupakan pertempuran persepsi konsumen dan bukan lagi sekedar pertempuran produk. Produk yang memiliki kualitas, model dan features yang relatif sama dapat memiliki kinerja yang berbeda da pasar, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan persepsi di benak konsumen. Salah satu aset yang dapat digunakan untuk membangun persepsi adalah merek (brand).
Menurut Kotler (1997), merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing.
Konsistensi Tolak Angin dalam mengedukasi pasar dan mengangkat citra mereknya berbuah manis. Kala lawan sedikit mengendur, laju Tolak Angin kian tak terkejar.
“Wes-ewes-ewes, bablas angine”.Demikian ucapan Basuki (alm.) dalam iklan televisi obat/jamu masuk angin, Antangin JRG.Dulu, iklan tersebut begitu sering menghiasi layar kaca.Miliaran rupiah dihabiskan PT Deltomed Laboratories untuk mengangkat awareness terhadap mereknya lewat iklan tersebut.Memang berhasil.Bintang iklannya yang terkenal serta jargon yang jenaka terasa pas buat mendongkrak Antangin.Produk obat masuk angin ini melejit tanpa kendala berarti.Sesungguhnya saat itu -- tahun 1999 -- sudah ada jamu sejenis Antangin yang beredar di pasaran, yakni Tolak Angin Cair dari PT Sido Muncul (SM). Namun, seperti terlibas angin Basuki, nama Tolak Angin kalah moncer ketimbang Antangin. Barangkali karena suasana krisis moneter waktu itu, harga Tolak Angin Cair, Rp 800/sachet, terasa lebih mahal dibanding Antangin yang cuma Rp 600 per empat kaplet.Toh, Tolak Angin tidak menyerah.Kendati perlawanannya tak teraba -- Tolak Angin berbentuk cair, sedangkan Antangin kaplet – Tolak Angin diam-diam menyusun strategi menaklukkan pemimpin pasar. Adalah Irwan Hidayat, bos SM, yang menjadi motornya. Irwan menyusun agenda rinci guna mengembangkan Tolak Angin Cair.Pertama-tama, mengubah citra jamu yang dianggap kampungan sebagai sesuatu yang modern dan teruji.Untuk itu, dipilih endorser yang menggambarkan modernitas dan keandalan. Ditunjuklah Rhenald Kasali, pakar pemasaran dari Universitas Indonesia, sebagai bintang iklannya. Dengan slogannya yang sangat populer, ”Orang pintar minum Tolak Angin”, iklan tersebut menjadi titik balik kebangkitan Tolak Angin Cair. Sejak itu, seperti dikatakan Retna Widayanti, Manajer Produk Grup SM, Tolak Angin Cair mengalami pertumbuhan penjualan setiap tahun.Angka pertumbuhannya selalu fantastis.“Sampai saat ini kami masih happy dengan pertumbuhan yang diraih Tolak Angin. 
Tolak Angin Sidomuncul telah diiklankan dengan beragam versi yang berbeda, kalau tidak salah jargon orang pintar tersebut pertama kali keluar pada tahun 2000.Sidomuncul tak lagi menggunakan profil pelawak dalam iklanya, dan menggantikannya dengan selebriti dan para tokoh terkenal yang mempunyai citra “orang pintar”. Beberapa artis dan tokoh yang pernah membintangi iklanya antara lain : Sophia Latjuba, Rhenald Kasali, Soebronto Laras, Agnes Monica, Lula Kamal dan yang terbaru Anggito Abimanyu.  Jargon “orang pintar” digunakan untuk mengubah image jamu yang dekat dengan arti kuno, kampungan dan tua menjadi produk yang baru, modern dan membanggakan. Jargon tersebut terbukti efektif karena pasar merespons dengan positif. Yang lucu, jargon tersebut pernah dijadikan black champaign obat masuk angin
BINTANGIN yang menertawakan jargon pintar tersebut dengan kata-kata bahwa tidak perlu menjadi pintar kalo cuma mau minum tolak angin. Atau lelucon lain yang mengatakan bahwa orang pintar minum tolak angin, dan orang bodoh minum minyak angin. Apapun reaksinya, nampaknya jargon tersebut sangat mengena dan teratanam dengan mudah di benak masyarakat.Hal ini terbukti dengan diraihnya Satria Brand Award (SBA) 2012 yang diprakarsi Harian Suara Merdeka dan Indoresearch. Seperti diberitakan di koran lokal Jawa Tengah tersebut, Presdir Sido Muncul, Irawan Hidayat, menyatakan bahwa tingginya penjualan produk mereka merupakan hasil pencitraan positif dari media iklan.
Versi iklan Tolak Angin Sido Muncul yang agak membekas di ingatan saya adalah yang dibintangi Agnes Monika dan Butet Kertaradjasa.Waktu itu sedang hebohnya klaim budaya Indonesia oleh Malaysia. Di iklan tersebut ditampilkan berbagi bentuk seni budaya, seperti angklung, reog, batik dan back sound iklan menggunakan lagu Rasa Sayange. Kemudian sang bintang iklan mengatakan bahwa “orang pintar tahu yang benar” dan “Tolak Angin Trully Indonesia”. Menurut saya iklan ini sungguh aktual, cerdik dan benar-benar pintar. Entah apakah semangat dalam pembuatan iklan tersebut murni sebagai aksi nasionalisme melawan Malaysia atau hanya menafaatkan momentum, tapi masyarakat akan secara tidak sadar untuk memberikan simpati kepada aksi tersebut dan secara tidak sadar meningkatkan image produk Tolak Angin. Istilahnya, sekali dayung dua pulau terlampui, kesanya hanya ingin membangkitkan rasa nasionalisme tapi juga ingin meningkatkan citra positif dari produk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar